Sejak diluncurkan pada 2015, Salam Lima Jari menjadi simbol dan strategi utama PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) dalam memperkuat budaya keselamatan kerja. Terinspirasi dari perlunya melindungi tangan dan jari pekerja—bagian tubuh yang paling sering mengalami cedera di pengeboran—program ini kini telah menjadi budaya perusahaan yang mengakar.
Komitmen Kepemimpinan yang Nyata
Pilar pertama dari Salam Lima Jari adalah kepemimpinan yang hadir langsung di lapangan. Direktur Utama PDSI, Avep Disasmita, rutin turun ke lokasi kerja, berdiskusi dengan karyawan, dan bahkan mengajak keluarga pekerja untuk terlibat dalam kampanye keselamatan. Foto keluarga di area kerja pun menjadi pengingat emosional bagi para pekerja agar selalu pulang dengan selamat.
Membangun Perilaku Aman
PDSI menerapkan Corporate Life Saving Rules (CLSR) untuk meminimalkan risiko kecelakaan. Melalui program observasi dan sistem penghargaan serta konsekuensi, perusahaan memastikan perilaku aman menjadi kebiasaan yang konsisten di semua lini kerja.
Ramah Lingkungan dan Berkualitas
Konsep Green Drilling yang dijalankan PDSI fokus pada efisiensi energi dan pengelolaan lingkungan. Mulai dari penggunaan panel surya, rig hybrid, lampu LED hemat energi, hingga pengelolaan limbah organik menjadi pupuk bagi masyarakat sekitar. Sementara itu, pilar Quality Assurance memastikan setiap peralatan dan proses operasional memenuhi standar keselamatan dan kontrak kerja.
Keamanan yang Melibatkan Semua Pihak
Pilar terakhir, Security Excellent, mengedepankan keterlibatan masyarakat dan pihak keamanan setempat. Dengan membangun hubungan baik, kegiatan pengeboran dapat berjalan lancar dan aman di setiap lokasi.
Inovasi Teknologi dan Pelatihan Berstandar Internasional
Selain mengandalkan lima pilar Salam Lima Jari, PDSI juga mengembangkan berbagai inovasi untuk memperkuat budaya K3. Salah satunya adalah AI-See-U, sistem deteksi kondisi tidak aman berbasis CCTV AI yang mampu memantau penggunaan APD secara real time.
Di bidang pengembangan kompetensi, Upskilling Competence Assessment Database (UCAD) memastikan pekerja yang akan turun ke lapangan benar-benar siap secara fisik, mental, dan teknis. PDSI juga memiliki Indonesia Drilling Training Center (IDTC) dengan fasilitas rig dan simulator nyata, yang tidak hanya melatih tenaga kerja nasional tetapi juga peserta dari Tanzania, Namibia, dan Timor Leste.
Sejak 2015, PDSI telah mencatat lebih dari 95 juta jam kerja aman dan mendapat apresiasi dari Kementerian Ketenagakerjaan. Standar kerja yang digunakan mengacu pada regulasi nasional, standar internasional API, serta sertifikasi ISO 9001, 37001, 45001, dan 14001.
Dengan kombinasi lima pilar, inovasi teknologi, dan pelatihan kelas dunia, PDSI tidak hanya menjaga keselamatan kerja, tetapi juga membangun budaya K3 generatif yang diakui secara global.